foto praktikum

foto bersama praktikum geo deskot di Desa Girisa.

Foto Praktikum

foto jalan-jalan di green taman.

my photo

shadow public colection.

Foto Praktikum

Foto praktikum di Desa Girisa (Gaya Baru).

Foto Di Lombongo

Gaya ala fotografer .

Kamis, 15 Maret 2012

OSEANOGRAFI



Sejarah oseanografi


Oseanografi terdiri dari dua kata: oceanos yang berarti laut dan graphos yang berarti gambaran atau deskripsi (bahasa Yunani). Secara sederhana kita dapat mengartikan oseanografi sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti kita ketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer.

Sebelum melangkah pada uraian yang lebih jauh, mungkin ada di antara anda yang bertanya: "Apa bedanya oseanografi dan oseanologi?" Kalau kita melihat pada beberapa ensiklopedia yang ada, oseanografi dan oseanologi adalah dua hal yang sama (sinonim). Namun, dari beberapa sumber lain dikatakan bahwa ada perbedaan mendasar yang membedakan antara oseanografi dan oseanologi. Oseanologi terdiri dari dua kata (dalam bahasa Yunani) yaitu oceanos (laut) dan logos (ilmu) yang secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang laut. Dalam arti yang lebih lengkap, oseanologi adalah studi ilmiah mengenai laut dengan cara menerapkan ilmu-ilmu pengetahuan tradisional seperti fisika, kimia, matematika, dll ke dalam segala aspek mengenai laut. Anda tinggal pilih, mau setuju dengan pendapat pertama atau kedua.
Secara umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang ilmu utama yaitu: geologi oseanografi yang mempelajari lantai samudera atau litosfer di bawah laut; fisika oseanografi yang mempelajari masalah-masalah fisis laut seperti arus, gelombang, pasang surut dan temperatur air laut; kimia oseanografi yang mempelajari masalah-masalah kimiawi air laut dan yang terakhir biologi oseanografi yang mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan flora dan fauna di laut.


Studi menyeluruh (komprehensif) mengenai laut dimulai pertama kali dengan
dilakukannya ekspedisi Challenger (1872-1876) yang dipimpin oleh naturalis bernama C.W. Thomson (berkebangsaan Skotlandia) dan John Murray (berkebangsaan Kanada). Istilah Oseanografi sendiri digunakan oleh mereka dalam laporan yang diedit oleh Murray. Murray selanjutnya menjadi pemimpin dalam studi mengenai sedimen laut.

Keberhasilan dari ekspedisi Challenger dan pentingnya ilmu pengetahuan tentang laut dalam perkapalan/perhubungan laut, perikanan, kabel laut dan studi mengenai iklim akhirnya membawa banyak negara untuk melakukan ekspedisi-ekspedisi berikutnya. Organisasi oseanografi internasional pertama adalah The International Council for the Exploration of the Sea(1901).

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa lembaga penelitian dan perguruan-perguruan tinggi dalam bidang kelautan. Salah satu lembaga penelitian kelautan yang tertua di Indonesia adalah Lembaga Oseanologi Nasional, yang berada di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (disingkat menjadi LON-LIPI) yang kini telah berubah namanya menjadi Pusat Penelitian Oseanografi. Cikal bakal dari lembaga penelitian ini dulu bernama Zoologish Museum en Laboratorium te Buitenzorg yang didirikan pada tahun 1905.

Ilmu lingkungan

gambar1. lingkungan yang masih terjaga




Konsep Dasar Ilmu Lingkungan
            Lingkungan adalah seluruh faktor luar yang mempengaruhi kehidupan suatu organisme. Faktor-faktor tersebut dapat berupa organisme hidup (biotik) atau yang tidak hidup (abiotik) misalnya curah hujan, suhu, udara, tanah, dan sebagainya. Dalam UU Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Ilmu yang mempelajari tentang lingkungan hidup manusia disebut Ilmu Lingkungan.
            Ilmu Lingkungan merupakan integrasi dari berbagai ilmu yang mempelajari lingkungan dari sudut pandang tertentu. Dapat dikatakan bahwa ilmu lingkungan adalah suatu wadah yang berisikan berbagai asas dan konsep dari berbagai ilmu yang dipersatukan dengan maksud untuk mempelajari dan memecahkan masalah-masalah yang menyangkut hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.  Penyatuan dari asas dan konsep tersebut dimungkinkan karena dipergunakannya variabel-variabel  yang serupa yaitu energi, materi, ruang, waktu dan keanekaragaman (diversitas) dan informasi.
            Tumbuhan, hewan, tubuh manusia, tanah, batuan, dan lain-lain tersusun atas materi. Materi tersebut terdiri atas unsur kimia, seperti senyawa karbon (C), hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N)  dan Posfor (P). Materi yang dibutuhkan oleh tubuh kita diperoleh dari makanan. Materi dalam makanan itu berbentuk karbohidrat, protein, lemak dan vitamin-vitamin. Selain untuk pembentukan tubuh manusia, makanan juga mengandung zat yang dibutuhkan untuk proses metabloisme  tubuh. Dari makanan tersebut kita memperoleh energi yang dibutuhkan untuk melakukan kerja.  
            Energi dibutuhkan manusia untuk melakukan kerja. Dengan demikian tanpa adanya energi manusia tidak dapat melakukan kerja atau aktivitas. Energi tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan melalui efek dari adanya energi tersebut. Misalnya kita menggunakan energi untuk mengangkat suatu benda. Energi yang dipakai tidak terlihat, akan tetapi yang terlihat adalah adanya  benda yang terangkat sebagai akibat dari adanya energi untuk mengangkat benda tersebut. Tiga sumber energi dalam kehidupan kita yaitu energi yang berasal dari matahari, panas bumi dan energi nuklir yang berasal dari reaksi nuklir dalam reaktor atom. Sampai saat ini, energi yang paling banyak digunakan adalah energi matahari, terutama yang diserap oleh tumbuhan hijau untuk proses fotosintesis.
            Dalam melakukan suatu proses, dibutuhkan waktu. Waktu juga sangat penting, karena sebuah proses tidak akan sampai pada batas suatu tingkat, apabila tidak diberi cukup waktu untuk mencapainya. Seorang tumbuhn dari bayi, masa kanak-kanan hingga dewasa membutuhkan waktu untuk proses tumbuh kembangnya.
            Keanekaragaman (diversitas) menentukan tinggi rendahnya dinamika orgnaisme hidup, populasi dan komunitas di muka bumi. Makin beranekaragam jenis makanan suatu spesies, makin kurang bahaya spesies tersebut menghadapi perubahan lingkungan yang dapat memusnahkan sumber makanannya. Sebaliknya suatu spesies yang hanya memakan satu jenis makanan akan mudah terancam bahaya kelaparan apabila sumber makanannya musnah.
            Informasi adalah suatu hal yang dapat memberikan pengetahuan. Informasi dapat berbentuk warna, suhu, kelakukan dan lain-lain. Misalnya warna hijau dapat menginformasikan kepada kita tentang adanya tumbuhan.  Raut muka dapat menginformasikan kepada kita apakah orang tersebut bersedih atau gembira. Suatu sistem, misalnya manusia akan berusaha untuk menambah informasi. Barang siapa yang dapat menguasai informasi yaitu untuk memilikinya, menggunakannya dan mengatur arusnya, dialah yang berkuasa.
Ilmu Lingkungan yang sebenarnya merupakan ilmu terapan dari ilmu ekologi yang murni sifatnya. Berbagai asas dan konsep dari ilmu ekologi diterapkan untuk pemecahan masalah yang lebih luas yang menyangkut hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Kesadaran masyarakat terhadap persoalan-persoalan lingkungan membuat ekologi makin dikenal tetapi sering disalahartikan dengan program-program dan ilmu lingkungan. Ekologi menyumbang studi dan pengertian tentang persoalan lingkungan. Oleh sebab itu ekologi dikatakan sebagai dasar ilmu lingkungan.

4.2 Asas-asas Ilmu Lingkungan
            Asas ialah penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk menguraikan fenomena (gejala) dan situasi yang lebih spesifik. Beberapa asas sebenarnya telah dikemukakan, namun demikian tidak ada buruknya jika dikemukakan lagi bersama-sama dengan asas-asas lain yang belum diketahui maksudnya agar diketahui gambaran secara sistematis dan menyeluruh.
Asas-asas yang dikemukakan adalah ajaran dari ilmu lingkungan yaitu:
1.        Semua energi yang memasuki jasad hidup, populasi atau ekosistem dianggap sebagai energi yang tersimpan atau yang terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.
Asas pertama ilmu lingkungan nampak jelas ada kesamaannya dengan hukum Thermodinamika pertama dalam ilmu fisika. Asas ini sering juga disebut sebagai hukum kekekalan energi. Energi yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan menjadi sumber energi makhluk hidup lain (hewan dan manusia). Bahan-bahan organik yang terkandung dalam tubuh jasad-jasad dan makhluk hidup mengalami proses yang mengubahnya menjadi energi untuk tumbuh, berkembang biak, menjalankan proses metabolisme dan energi yang terbuang. Terbuang dalam arti tidak dapat dimanfaatkan lagi oleh makhluk hidup, tetapi tidak hilang dari alam semesta.
2.        Tidak ada sistem perubahan energi yang efisien
Asas ini merupakan hukum thermodinamika kedua. Semua proses biologi adalah kurang efisien. Input energi ke dalam suatu jasad hidup, populasi, atau ekosistem hanya sebagian yang dapat dimanfaatkan sendiri dan ditransfer ke organisme,populasi atau ekosistem lain.
3.        Materi, energi, ruang, keanekaragaman dan waktu semuanya termasuk kategori sumber alam.
Yang dimaksud oleh sumber alam adalah segala sesuatu yang memungkinkan organisme hidup untuk meningkatkan pengubahan energi.
4.        Kenaikan pengadaan sumber alam mempengaruhi perkembangan populasi, pemakaian energi, produksi benda-benda, penggunaan air, sampah dan sebagainya yang sifatnya serupa dengan sifat “hukum-tumbuh”.
Corak hukum tumbuh itu jika dituangkan dalam bentuk diagram memiliki bentuk sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Y = Populasi
X = sumber alam
Titik maksimum
Titik optimum
Titik balik (pas-pasan)
Titik minimum
 









Gambar 4.1 Corak Hukum Tumbuh

Menurut grafik tersebut kenaikan pengadaan sumber alam seperti materi, energi, ruang, waktu dan sebagainya akan mendorong perkembangan dalam ekosistem. Pada permulaan pertumbuhan berjalan datar, sampai mencapai titik minimum. Penambahan penyediaan sumber alam selanjutnya akan mendapatkan pertumbuhan yang sifatnya meningkat sampai fase titik balik. Pada titik balik  penyediaan sumber alam pas-pasan.  Penambahan penyediaan sumber alam  (misalnya pupuk) akan mendatangkan pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik, pada titik optimum tanaman mencapai pertumbuhan yang terbaik. Penyediaan sumber alam lebih lanjut akan mendorong tanaman mencapai pertumbuhan sampai titik maksimum Pada titik maksimum keadaan tanaman tidak normal lagi, tanaman tumbuhnya terlalu subur dan tidak akan mendatangkan hasil maksimum. Peningkatan penyediaan sumber alam lebih lanjut akan menyebabkan tanaman layu dan mati.
5.        Ada sumber alam yang merangsang penggunaannya kalaui ditambah penyediaannya, tetapi ada juga yang tidak merangsang.
6.        Jasad hidup yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan lebih berhasil mengalahkan saingannya.
7.        Keanekaragaman suatu komunitas akan makin mantap di alam lingkungan yang memiliki keteraturan tatanan yang makin tinggi.
8.        Kejenuhan atau tidaknya sebuah habitat oleh keanekaragaman makhluk hidup, tergantung pada nicia dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan makhluk hidup tersebut.
Tiap species memiliki nicia (niche= keadaan lingkungan yang khas) tertentu. Atau dengan kata lain masing-masing species mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam. Dengan demikian species tersebut dapat hidup berdampingan dengan species lain tanpa persaingan. Hal ini akan terjadi kalau species tersebut masuk dalam satu kelompok taksonomi (species yang berasal dari satu nenek moyang).
9.        Keanekaragaman komunitas yang apapun akan sebanding dengan ratio antara biomas dan produktivitas. Atau dengan kata lain, efisiensi penggunaan energi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas komunitas.
10.    Dalam perjalanan waktu (evolusi) perbandingan antar biomas (B) dengan produktivitas (P) pada lingkungan yang stabil akan naik mencapai sebuah asimtot.
Asas ini merupakan kelanjutan dari asas yang mengatakan bahwa kemantapan keanekargaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang mudah diramalkan dan juga merupakan kelanjutan dari asas yang berbunyi efisiensi penggunaan energi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas komunitas.
11.    Sistem yang sudah mantap(dewasa) akan mengeksploitasi sistem yang belum mantap (belum dewasa).
Contoh: populasi babi hutan, kera dan sebagainya yang bertempat tinggal di hutan akan memanfaatkan sumber alam dari ekosistem yang masih muda yang berada di dekat hutan. Ekosistem yang muda itu ialah tanah lading yang baru dibuka dan ditanami dengan padi atau jagung.
12.    Kemampuan adaptasi suatu sifat tergantung dari kepentingan relatifnya dalam suatu lingkungan.
13.    Lingkungan fisik yang stabil memungkinkan keanekaragaman biologi berlaku dalam ekosistem mantap, yang kemudian menggalakkan stabilitas populasi yang lebih jauh lagi.
Jumlah species dan varietas pada rantai makanan dalam komunitas akan naik, jumlah energi yang masuk melalui ekosistem meningkat.
14.    Derajat pola keteraturan fluktuasi populasi tergantung dari pengaruh sejarah populasi itu sebelumnya.
Asas ke-14 sebenarnya adalah kebalikan dari asas ke-13. Bunyi dari asas ke-14 dapat dirumuskan sebagai berikut: keanekaragaman pada rantai makanan dalam suatu ekosistem yang belum mantap akan mendatangkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.

permasaalahan lingkungan



penyebap permasaalahan lingkungan
1 Kepadatan Penduduk
            Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang besar dan menduduki urutan ke-empat dunia setelah RRC, India, Amerika Serikat. Jumlah pendudukan Indonesia pada Tahun 2005 adalah 218.869.791 jiwa (Statistik Indonesia, 2005). Jumlah penduduk yang besar itu makin bertambah walaupun program Keluarga Berencana (KB) sudah digalakkan. Peningkatan jumlah penduduk sangat berkaitan erat dengan daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan adalah besarnya kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan. Proses penghambatan pertumbuhan dapat terjadi secara alamiah dan atas campur tangan manusia.  Pertumbuhan penduduk yang cepat akan mengurangi daya dukung lingkungan. Penurunan daya dukung lingkungan akan mengakibatkan adanya keterbatasan sumber pangan yang akhirnya dapat memicu konflik. Konflik dalam masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan dapat mengakibatkan terjadinya peperangan. Peperangan dapat mempunyai efek menurunkan kepadatan penduduk. Dibeberapa masyarakat terdapat adat untuk membunuh anak, yaitu yang disebut infantiside. Misalnya orang merasa tercela, apabila anak pertamanya bukan laki-laki. Karena itu bayi perempuan yang lahir sebelum ada anak laki-laki akan dibunuh. Dengan adanya adat ini pertumbuhan penduduk dapat dicegah. Contoh tersebut menunjukkan cara pengaturan kepadatan penduduk, walaupun tidak dapat kita terima.

2 Pemanasan Global
            Pemanasan global telah menjadi isu internasional hangat. Isu tersebut timbul karena pemanasan global akan memberikan efek yang sangat besar yaitu kenaikan muka air laut dan perubahan iklim global. Pemanasan global adalah meningkatnya tempratur rata-rata di atmosfer, laut dan daratan di bumi (Rusbiantoro, 2008).  Sumarwoto (1991) mengemukakan bahwa pemanasan global adalah naiknya rata-rata suhu permukaan bumi sebagai akibat dari efek rumah kaca. Dengan demikian pemanasan global merupakan kenaikan rata-rata suhu permukaan bumi.
            Penyebab dari kenaikan suhu tersebut diakibatkan oleh aktivitas pembakaran bahan bakar fosil, serta meningkatnya konsentrasi gas-gas penyerap panas (gas-gas rumah kaca) di atmosfer. Penghasil terbesar dari pemanasan global adalah Negara-negara industri seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Kanada, Jepang dan Cina yang berada di belahan bumi utara. Pemanasan global ini dapat terjadi karena pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat Negara-negara utara yang lebih tinggi dari penduduk di bagian selatan yang merupakan Negara berkembang.  Negara-negara berkembang juga penghasil CO2 dengan meningkatnya industri dan perusahaan tambang.
            Pemantauan kadar CO2 di atmosfer telah dilakukan secara langsung di Gunung Mauna Loadi Hawai sejak Tahun 1958. Tempat itu dipilih karena tidak ada tumbuhan sehingga hasilnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas fotosintesis tumbuhan setempat. Hasil pemantauan menunjukkan adanya kenaikan kadar CO2 yang terus menerus. Dengan kenaikan kadar CO2 tersebut maka makin banyak sinar infra merah yang diserap oleh CO2 sehingga intensitas efek rumah kaca meningkat. Hal ini akan menyebabkan suhu permukaan bumi akan naik. Disamping uap air dan CO2, terdapat gas-gas rumah kaca lain dalam atmosfer yaitu metana, ozon, N2O dan CFC.

3 Pencemaran Air
            Air merupakan salah satu sumber kehidupan bagi umat manusia. Apabila air tercemar maka kehidupan manusia akan terganggu. Ini merupakan bencana besar. Hampir semua makhluk hidup di bumi membutuhkan air. Tanpa air tidak aka nada kehidupan di muka bumi ini.
Pencemaran air adalah kondisi dimana kualitas air telah menyimpang dari keadaan normalnya. Keadaan normal air tergantung dari kegunaan air itu sendiri dan asal sumber air. Jadi ukuran air disebut bersih dan tidak tercemar tidak ditentukan oleh kemurnian air. Sesuai dengan kegunaannya air dipakai untuk air minum, air untuk mandi, mencuci, pengairan pertanian, tambak ikan dan untuk industri.
Indikator atau tanda bahwa air di lingkungan telah tercemar adalah dengan adanya perubahan yang diamati melalui  perubahan suhu, pH, warna, bau, rasa air, timbulnya endapat, koloidal, bahan terlarut, mikro organism dan meningkatnya radioaktivitas air lingkungan.
-            Perubahan suhu air
Dalam kegiatan industri seringjali suatu proses disertai dengan timbulnya panas reaksi atau panas dari suatu gerakan mesin. Agar proses industri dan mesin-mesin yang menunjang kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik, maka mesin harus didinginkan. Pendinginan dilakukan dengan menggunakan air pendingin. Air akan mengambil panas, dan kemudian dibuang ke lingkungan. Apabila air panas tersebut dibuang ke sungai, maka akan mengakibatkan naiknya suhu air sungai. Air sungai yang suhunya naik akan mengakibatkan terganggunya kehidupan biota air dan organisme air lainnya karena kadar oksigen yang terlarut akan menurun bersamaan dengan kenaikan suhu air. Padahal setiap kehidupan membutuhkan oksigen untuk bernafas. 
-            Perubahan pH
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH berkisar 6,5 – 7,5. Air dapat bersifat asam atau basa, tergantung pada besar kecilnya pH air atau besarnya konsentrasi ion hidrogen di dalam air. Air yang mempunyai pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH lebih besar dari normal akan bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke sungai akan mengubah pH air yang pada akhirnya dapat mengganggu kehidupan organisme di dalam air.
-            Perubahan warna, bau dan rasa
Bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industri yang berupa bahan organik dan bahan anorganik seringkali dapat larut di dalam air. Apabila bahan buangan dan air limbah industry akan larut dalam air maka akan terjadi berubahan warna air. Air dalam keadaan normal tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.
-            Timbulnya endapan, koloidal, dan bahan pelarut
Endapan dan kolidal serta bahan pelarut berasal dari adanya bahan buangan indsutri yang berbentuk padat. Bahan buangan industri yang berbentuk padat apabila tidak larut dalam air maka akan mengendap di dasar sungai dan yang dapat larut akan menjadi koloidal. Endapan sebelum sampai ke dasar sungai akan melayang di air bersama dengan koloidal. Endapan dan koloidal yang melayang di dalam air akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air. Padahal sinar matahari dibutuhkan untuk proses fotosintesis. Akibatnya kehidupan organisme akan terganggu.
Apabila endapan dan koloidal yang terjadi berasal dari bahan buangan organic, maka mikroorganisme, dengan bantuan oksigen terlarut di dalam air, akan melakukan degradasi bahan organic tersebut sehingga menjadi bahan yang lebih sederhana. Dalam hal ini, kandungan oksigen yang terlarut dalam air akan berkurang sehingga organism lain yang memerlukan oksigen akan terganggu pula.  Banyaknya oksigen yang diperlukan untuk proses degradasi biokimia disebut dengan Biological Oxygen Demand (BOD).
Kalau bahan buangan industri berupa bahan-bahan anorganik yang dapat larut maka air akan mendapatkan tambahan ion-ion logam. Banyak bahan anorganik yang memberikan ion-ion logam berat yang besifat racun seperti Cd, Cr, Pb.
-            Mikroorganisme
Mikroorganisme berperan dalam proses degradasi bahan buangan dari kegiatan industri. Jika bahan buangan cukup banyak, maka mikroorganisme akan meningkat dan memungkinkan untuk perkembangbiakan mikroba pathogen. Mikroba pathogen adalah penyebab timbulnya berbagai penyakit. Mikroba penyebar penyakit lewat air antara lain adalah virus, protozoa, metazoan.
-            Meningkatnya radioaktivitas air
Zat radioaktif yang cukup banyak akan menimbulkan efek terhadap kesehatan. Namun demikian, zat radioaktif dalam jumlah sedikit dapat pula menimbulkan masalah apabila terjadi biomagnifikasi di dalam organisme air. Besar kecilnya masalah ini tergantung dari kadar magnifikasi, peran organisme tersebut dalam rantai makanan, serta lamanya waktu paruh zat radioaktif.
            Dampak dari adanya pencemaran air adalah air tidak dapat dimanfaatkan lagi baik untuk keperluan rumah tangga, keperluan industri, keperluan pertanian dan perikanan, dan air menjadi penyebab timbulnya penyakit misalnya Cholera, Polliomyelitis, Dysentri Amuba, typhus Abdominalis, Ascariasis, dan sebagainya.

4 Pencemaran Udara
            Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada dalam waktu lama akan mengganggu kehidupan makhluk hidup.
            Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada suhu, tekanan dan lingkungan sekitarnya. Susunan atau komposisi udara kering adalah Nitrogen (78,09%), Oksigen (21,94%), Argon (0,93%), karbondioksida (0,032%). Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain nitrogen oksida, hidrogen, methane, belerang dioksida, dan lain-lain.
            Penyebab pencemaran udara ada dua macam yaitu:
a.       Karena factor internal (secara alamiah), misalnya debu yang beterbangan ditiup angin, debu akibat letusan gunung berapi.
b.      Faktor external (karena ulah manusia), misalnya hasil pembakaran bahan bakar fosil, debu dari kegiatan industry, pemakaian zat-zat kimia yang dilepaskan ke udara.
Komponen pencamar utama di udara adalah karbonmonoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx), Belerang Oksida (SOx), Hidrokarbon (HC), partikel. Jumlah komponen pencemar tergantung pada sumbernya.
Dampak pencemaran udara :
-            Dampak pencemaran udara oleh Karbonmonoksida (CO)
Karbonmonoksida (CO) adalah gas yang tidak berbau, tidak berasa, dan juga tidak berwarna. Oleh karena itu lingkungan yang telah tercemar oleh gas CO tidak dapat dilihat oleh mata. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu -192oC. Di udara gas CO terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, hanya sekitar 0,1 ppm. Di daerah perkotaan dengan lalulintas yang padat konsentrasi CO berkisar 10-15 ppm. Konsentrasi CO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan, bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Karbonmonoksida apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolis, ikut bereasksi secara metabolis dengan darah. Ternyata ikatan monoksida dengan darah jauh lebih stabil dari pada ikatan oksigen dengan darah. Keadaan ini menyebabkan darah lebih mudah menyerap CO dari pada Oksigen dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu.
-            Dampak pencemaran udara oleh Nitrogen Oksida (NOx)
Gas nitrogen oksida (NOx) ada dua macam yaitu nitrogen monoksida  (NO) dan nitrogen dioksida (NO2). Kedua gas tersebut mempunyai sifat yang sangat berbeda dan keduanya berbahaya bagi kesehatan. Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati karena gas tersebut tidak berwarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila mencemari udara mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat dan berwarna  coklat kemerahan.
Toksisitas gas NO2 empat kali lebih kuat dari toksisitas gas NO. Organ tubuh yang paling peka terhadap pencemaran gas NO2 adalah paru-paru. Paru-paru yang terkontaminasi oleh gas NO2 akan membengkak sehingg penderita sulit untuk bernafas sehingga menyebabkan kematian.
Gas NO2 dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil Nitrates (PAN) yang menyebabkan iritasi pada mata sehingga mata menjadi pedih dan berair.
-            Dampak pencemaran oleh Belerang Oksida (SOx)
Sebagian besar gas SOx berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, terutama batubara. Udara yang telah tercemar SOx menyebabkan manusia akan mengalami gangguan pada system pernapasannya. Hal ini karena gas SOx yang mudah menjadi asam menyerang selaput lender pada hidung, tenggorokan, dan saluran nafas yang lain sampai ke paru-paru. Gas SOx dapat menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena.
-            Dampak pencemaran oleh partikel
Pencemaran udara oleh partikel dapat menyebabkan gangguan pernafasan. Pada saat orang menarik nafas, udara yang mengandung partikel akan terhirup ke dalam paru-paru. Ukuran partikel (debu) yang masuk ke dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapan partikel tersebut.  Partikel yang berukuran kurang dari 5 mikron akan bertahan di saluran pernafasan bagian atas, sedangkan partikel berukuran 3 sampai 5 mikron akan bertahan pada saluran pernafasan bagian tengah. Partikel yang berukuran lebih kecil (1-3 mikron) akan masuk ke dalam paru-paru dan menempel pada alveoli. Partikel yang kurang dari 1 mikron akan ikut keluar saat nafas dihembuskan.